Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Dampak Langsung Naiknya Dolar AS Terhadap Harga Kuliner

Naiknya nilai tukar Dolar AS atau melemahnya nilai Rupiah langsung dirasakan pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dunia kuliner. Betapa tidak, sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari ternyata barang impor.


Naiknya nilai tukar Dolar AS atau melemahnya nilai Rupiah langsung dirasakan pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dunia kuliner. Betapa tidak, sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari ternyata barang impor.

Bukan hanya bahan bakar minyak saja rupanya, bahan makanan pun ikut terseret menyesuaikan harga minyak dunia lantaran BBM kita masih impor juga. Alhasil, dunia kuliner akan berkali-kali lipat merasakan kenaikan biaya produksi harga baik dari kenaikan harga bahan baku makanan maupun biaya transportasi.

Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Sribugo Suratmo menegaskan pelemahan nilai tukar rupiah langsung berdampak pada biaya bahan baku impor untuk makanan.

"Sebagian besar bahan baku yang impor itu langsung kena, gandum, tepung terigu, sebagian kita kan memang terus terang memakai bahan baku itu," katanya seperti dilansir detik.com.

Selain gandum dan tepung terigu, bahan baku pembuatan plastik kemasan pun terkena dampaknya. Sehingga harga jual makanan dan minuman dalam kemasan berpotensi naik.

"Jadi ya makanan dan minuman dalam kemasan, kalau minuman kan botol plastik, bahan baku pelastiknya impor," ujar dia.

Meski demikian, kata Sribugo, GAPMMI masih belum menentukan kapan untuk menaikan harga makanan dan minuman dalam kemasan yang bahan bakunya berasal dari impor. Yang pasti pihaknya akan mengefisiensikan produksi.

"Siap-siap pasti, dan yang penting harus efisien, jangan boros. Seminggu dua minggu ini," ujarnya.

Selain kuliner, barang-barang otomotif, elektronik yang didatangkan lewat impor juga mengalami kenaikan. [red]